Rabu, 01 Juli 2015

Mbak Yuli Seniorku yang Menggairahkan

Cerita Hot, Cerita dewasa, Cerita seks - Mbak Yuli Senior ku yang menggairahkan-
Aku kuliah di suatu perguruan tinggi di medan, di fakultas ekonomi. Aku baru masuk kemaren stambuk '98 (jadi sekarang semester 5. Dan aku memiliki seorang senior (stb '97), namanya Yulia. Aku biasanya memanggilnya mbak Yuli. Dia satu kelompok diskusi denganku dan teman- teman lain sekitar 10 orang.


Suatu kali, waktu ujian mid semester, seperti biasa, aku mencari temen diskusi buat belajar bareng. Dan aku pun, kira-kira pukul 07.15 malam pergi ke tempat mbak Yuli yang kos tak jauh dari kampus. Di sana tanpa kesulitan aku bertemu dengannya. "mbak Yani mana mbak ?" aku membuka percakapan dengan menanyakan temen sekosnya. "dia pergi belajar sama ke rumah temennya" jawabnya dengan suara yang lembut. Kami belum mulai belajar sampai pukul 08.00 malam, soalnya temen-temen kami yang lain belum dateng.
Kami hanya mengobrol entah ke mana-mana. Lalu mbak Yuli berkata, "Ton, mbak keluar dulu ya, beli makanan " "Iya mbak, saya juga lapar nih" jawabku tanpa basa-basi. Kupandangi dia keluar kamar, pantatnya kelihatan sangat padat, rok panjang yang dikenakannya agak sempit rupanya hingga menonjolkan buah pantatnya. Aku jadi bernafsu. Mbak Yuli memang cantik, tapi aku tak pernah seperti ini, soalnya dia selalu memakai pakaian longgar kalo ke kampus. Ketika dia mencari makanan, iseng aku keliling-keliling memandangi kamarnya. Rapi sekali ..., lalu iseng kuangkat kasur di tempat tidurnya. ooops, ada sesuatu. Tumpukan kertas-kertas yang terlipat-lipat, dan ketika kubuka, asataga ! Gambar-gambar lelaki telanjang rupanya. Aku sih tidak bernafsu (soalnya laki-laki), tapi tiba-tiba aku berpikiran aneh ...


Wah gue jadi kepingin ngerasain badan mbak Yuli. Tapi bagaimana ? Ah harus mulai gue rencanakan. Lalu kusimpan kembali kertas- itu, tidak berapa lama, mbak Yuli pulang, kami belajar sama sambil makan. Lalu sekitar jam 1/2 sebelas, aku pulang ke rumah. Keesokan harinya, otakku mulai ngeres. Aku beli obat perangsang. Kubeli agak banyak, biar khasiatnya tinggi. Lalu malamnya, akupun datang ke rumahnya, alasannya mau belajar sama, walaupun ujian besok tidak begitu susah. LAlu dia pun mempersilahkan aku masuk. Aku masuk, lalu kami ngobrol sejenak. "Mbak, beli snack, ya ?" "Iya, tapi pake' uang Anton" balasnya sambil tersenyum "iya iya" aku jadi deg-degan melihat senyumnya dan ketika membayangkan kalo' aku menyetubuhinya. Lalu dia keluar, kali ini dia memakai baju kaos dan rok selutut, tapi pantatnya tetap saja menonjol seperti kemaren (mungkin bukan roknya yang salah, tapi memang pantatnya besar), aku jadi nggak sabar. Ketika dia keluar, kuambil minum di teko yang tidak begitu banyak, paling 1 1/2 gelas.


Lalu cepat-cepat kuambil obat yang kubeli, dan kutuang semuanya, kuaduk, dan kuletakkan kemabli teko itu. Ketika mbak Yuli pulang, aku pura-pura tidak ada kejadian apa-apa. Lalu kami makan gorengan bareng. Saat dia mau minum, aku kegirangan, kuperhatikan dia lamat-lamat meminum ramuan itu ... dan ... tidak berapa lama, sambil mengobrol, kelihatan dia mulai gelisah, badannya mulai berkeringat. Hatiku girang, juga deg-degan. "Mbak kepanasan?" tanyaku pura-pura tak tahu "Iya, kok panas kali ya ?" "Udaranya memang panas kok mbak" Dan akupun mulai merapatkan dudukku dengannya, di tepi tempat tidurnya, lalu ... "Mbak mau dipijitin ?" Dia diam saja, lalu kupegang tengkuknya. Dia melihatku sejenak, lalu diam kembali. Mulai ku remas-remas tengkuk dan lehernya. Dia seperti keenakan. Lalu kuremas-remas lengannya. Dia hanya mendesah keenakaan. "wah, udah nafsu nih" pikirku. lalu kutanya "Mbak mau dipijitin kakinya?" Dia diam saja, aku tahu, lalu kubimbing dia agar tidur tengkurap di tempat tidurnya. Aku mulai memijit betisnya, alamak ... putih, bulunya halus, dan agak besar. Sementara kupijit betisnya, dia mendesah sambil meremas-remas bantal.


Aku tahu dia lagi hot. Lalu kunaikkan pijitan ke lutut, lutut, lalu ke pahanya, dia tidak marah, hanya mendesah. Membuatku semakin bernafsu. Lalu dengan pijitan yang agak kuat, kupijit pahanya, sambil sedikit demi sedikit mengangkat roknya, sekarang roknya hanya menutupi pantatnya yang bulat. CD nya yang putih juga sudah kelihatan. Kuberanikan diriŠmemijit pantatnya, dia malah semakin mendesah ... Ah, cocok. Aku semakin bernafsu, dan tambah deg-degan. "Mbak, punggungnya juga ya mbak ?" "Iya" jawabnya hampir setengah sadar. Dengan cepat akku naik, dan duduk di atas pantatnya yang besar dan bulat, oooohhh ... enaknya. Kupijit punggungnya yang masih dibungkus baju kaos, sambil memijit, kutekan-tekan pinggulku ke pantatnya. Dia hanya mendesah, sementara si junior sudah tegang. Lalu kuangkat sedikit baju kaosnya sambil dipijit, sedikit,sedikit, hingga hampir seluruh punggungnya kelihatan, sementara tali BH nya masih kubiarkan. Aku terus menggenjot kontolku yang sudah tegang ke pantatnya yang oooohhh ... "Mbak, depannya juga ya mbak" "Hah ?Apanya"
Dia masih setengah sadar, tapi agak kaget. "Nggak mbak, maksud saya kaki yang depan. "iya" Lalu ia membalikkan posisinya, roknya dibiarkan saja, masih sebatas CDnya, lalu kupijit kaki depannya, naik ke pahanya, kusingkap sedikit lagi roknya, oh rupanya dia sudah basah. Lalu kupijit perutnya, dan aku naik ke atas badannya. Kontolku tepat di atas memeknya, tapi aku masih menggunkan baju lengkap. Kupijit perutnya, sambil kutekan-tekan bagian memeknya dengan pinggulku. "Oooh...." suara desahannya mulai kedengaran. Sambil kupijit perutnya, kusingkap baju kaosnya sedikit demi sedikit, hingga lewat dadanya. Kuperhatikan gunung kembar yang ditutupi BH itu, besar juga, kira kira ukuran 36B. Dengan memberanikan diri, kusingkap BHnya ke atas tanpa melepas talinya. Oh, betul kataku, sungguh menggairahkan, gunung kembar menonjol, putingnya masih merah jambu, dan mulai mengeras. Aku semakin garang, lalu kucium bibirnya, dia balas mangkulum lalu terus kukulum bibirnya sambil meremas dua buah dadanya dengan kedua tanganku, sementara pinggulku terus menekan-nekan.


Lalu ciumanku turun ke arah payudaranya, dia langsung "black-out", memejamkan matanya, hanya menyisakan bagian putih matanya yang tampak samar-samar di antara bulu matanya. Pijatan yang bermula dari jari berubah menjadi pijatan dengan lidah. Ku runcingkan ujung lidahku, kujilat antara kena dan tidak. Mulai dari payudara aku turun ke arah bawah, di rongga perut, setiap kali aku lakukan jilatan, ada getaran-kejutan, sementara tangannya menjambak rambutku sesuai dengan irama kejutan-kejutan yang terjadi di badannya. "Ohh, hemmph" hanya dengusan-dengusan nafas yang kudengar, selanjutnya perang gerilya terus kulakukan, ke arah bagian bawah tubuhnya, kubiarkan cd-nya tetap ditempatnya, wanita akan indah kalau hanya sedikit telanjang, lamunku. Ku jelajahi, paha bagian dalamnya, ke arah lutut, semakin sulit tangannya mengapai rambutku untuk di jambak, kuberikan tanganku sebagai gantinya. Tanganku ganti diremas, jari-jemari kami saling menyatu, kubiarkan remasannya. Tampak cd yang dia kenakan ada sedikit yang berlubang, kutarik sedikit, untuk sekedar memperbesar lubang di cd, kuciumin cd-nya, kuarahkan lubang cdnya, ke arah clit-nya yang membengkak, hingga keluar dari sarangnya (CD), tampak indah sekali clit yang keluar dari lubang cd.


Ku jilat, "ohh" erangnya Ku emut, ku hisap, kuhisap bersamaan dengan ku jilat, ku lakukan gerakan berulang. Hingga dia menggelapar, seperti ayam yang habis dipotong, kubiarkan dia menjepit kepalaku dengan kedua belah pahanya. Aku sudah mengantisipasinya, sebelum dia menjepit segera kuhirup sebanyak mungkin udara. Aliran udara yang kuhisap melalui, mulut, menyebabkan gesekan udara dengan clit yang basah, menjadi kering dan dingin, hembusan udara dingin yang akan masuk ke mulutku, membuat rangsangan clinya menjadi- jadi. Saat dia menjepit, kubiarkan jepitan itu, pekerjaan gerilya kulakukan dengan menahan nafas dalam kegelapan (aku sambil memejamkan mata - malu sama pembaca, agar nggak malu aku merem aja). Benar-benar nikmat rasanya, dalam jepitan dan kegelapan serta kesunyian, merasakan lembutnya clit, hanya tekanan jepitan yang menjadi pedomanku, semakin kumainkan clitnya, semakin sering terjadi kejutan.


Saat nafasku akan meledak keluar, kulepaskan hisapan pada clit, kuturunkan hidungku hingga lubang hidungku mencapai clitnya, aku hembuskan sedikit demi sedikit melalui hidungku, keluarlah udara hangat. Menyebabkan longgarnya jepitan pahanya. Tampak bagian cdnya ada yang basah, campuran air liurku dengan lendirnya. "Udah masukin" katanya, ini yang aku tunggu, aku selalu melakukan penetrasi bila ada konfirmasi, artinya sudah ada lendir yang akan melindungi gesekan antara bazoka dengan laras-pelontar-bazoka. Ini juga sebagai indikator bahwa dia sudah mencapai tahap 80%, aku hanya butuh 20% lagi untuk mencapai "O". Aku angkat cdnya ke arah samping, jadi kita "main" dengan masih ber- cd. Aku pun mengeluarkan rudalku lewat samping cd-ku, agak sempit juga sih rongganya, tetapi berkat cairan pelicin yang keluar, jadi tidaklah sulit untuk memasukkan. Dengan sempitnya rongga kewanitaannya, aku takut mempercepat ejakulasiku, hingga aku gunakan cara lain, agar dia cepat mencapai "O" sementara aku bisa bertahan.


Ku tekan sedalam-dalamnya, hingga clitnya bersinggungan dengan bulu kemaluanku, selanjutnya aku tidak menarik keluar-masuk, tetapi melakukan penekanan dan tidak menekan clitnya, kulakukan berulang- ulang, dan berusaha agar rudalku tidak mengalami gesekan dengan rongga wanitanya, tak lama, tangannya menarik kepalaku, dan mencium bibirku dengan buas sekali. Dijulurkan lidahnya, bergesekan dengan lidahku, ohhhps, aku paling nggak kuat kalau di cium seperti ini, bagian bawah di tahan, bagian atas mana tahannnn (aku jadi inget tips Kak Ray, aku cari kain pel atau tisue nggak ada, ya udah deh, yang terjadi, terjadilah, apalagi semen atau nitrogen juga nggak ada). Takut aku ejakulasi, segera aku hisap sekuat-kuatnya bibirnya, hingga dia sulit bernafas.


Sambil tetap menekan clitnya. Dengan sedikit menyingkap cd bagian bawahnya, tanganku bergerilya meraba daging antara vagina dan anus, dan kadang meraba anusnya yang juga ditumbuhi rambut kasar, bekas dicukur. "eh eh eh eh" nafasnya keluar masuk dengan tempo cepat "uh uh uh uh" akupun demikian Seperti orang yang menyelam dan mencapai permukaan air, dan secepat kilat menghirup udara segar. Tak perlu kutanyakan, apakah dia orgasme atau tidak, aku dapat merasakan getaran vagina serta denyutan di anusnya, juga rongga vaginanya yang mekar hingga ada jarak antara rudalku dan dinding vaginanya, soal lendir jangan ditanya deh! Udah bukan bening lagi, berbusa! Nah sekarang giliran aku nih, tetapi bagaimana mungkin? (membaca saja aku tidak bisa, salah yah - habis yang baca nafsu banget sih - qkqkqkqk)


Selain terlalu banyak lendir, rongganya juga sudah membesar. Hmmm, ya udah pake cara lain. Aku angkat kakinya, hingga lututnya ada dipundakku, dengan demikian terjadi penjepitan di rongga vagina, saat aku lakukan penetrasi, ouhhh licin dan sempit. Selanjutnya aku lakukan gerakan keluar masuk, saat aku masuk, "telur"ku tertinggal di belakang, saat aku cabut keluar, "telur"ku memukul lubang anusnya, hemmm, rasanya "telur"ku seperti tertusuk duri yang melingkari lubang anusnya, membuat gerakanku semakin cepat, dan akhirnya keluarlah cairan kenikmatanku.


Ahhh, nikmat sekali. Pas aku cabut rudalku, diikuti keluarnya suara " brett brett" dari rongga vaginanya. Eh aku ketawa dia juga ikut ketawa, yah udah keluarnya ketut-vagina, menjadi seirama dengan gelak tawanya, sambil menyemburkan spermaku yang masih menggumpal seperti jelly. Kami pun tertawa bersama-sama, senang, puas, nikmat....

2 komentar: